MAKALAH ATURAN SAKTAH, PENGERTIAN DAN CARA MEMBACA

adsense 336x280




KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillahirrobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ Aturan Saktah, Pengertian dan Cara Membaca ” ini sebagai tugas kelompok dengan tepat waktu. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kapada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Baca Tulis Quran.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun dengan penuh kesabaran, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dosen, serta teman-teman, dan terutama pertolongan dari Allah SWT, sehingga kendala-kendala yang dialami oleh kami dapat teratasi.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.




Metro, 24 Oktober 2017


      Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A.  Latar Belakang........................................................................................
B.  Rumusan Masalah...................................................................................
C.  Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A.  Aturan Saktah.........................................................................................
B.  Pengertian Saktah...................................................................................
C.  Cara Membaca Saktah............................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berbicara tentang Al-Qur’an memang bagai lautan yang tak bertepi, semakin jauh  ia dikejar semakin luas pula jangkauannya. Dari aspek manapun al-quran dikaji dan diteliti, ia tidak pernah  habis atau basi, bahkan semakin kaya dan selalu aktual. Mungkin itulah salah satu mukjizat yang terpancar dari kitabullah sebagai bukti    risalah Allah yang dititipkan pada Rasul-Nya, yaitu al-Islam.[1]
Aspek bacaan al-quran dalam pengertian yang luas, bukan hanya sekedar melafalkan huruf Arab dengan lancar, akan tetapi juga merupakan salah satu aspek kajian yang paling jarang diperbincangkan, dalam  mempelajari dan mencari dalil-dalil fiqh baik dari al-quran, hadits maupun dari pendapat para ulama, ternyata tidak diikuti oleh semangat mentashihkan bacaan atau mencari jawaban tentang apa dan mengapa ada bacaan saktah, madd, ghunnah yang sama-sama wajib dipelajari bagi kaum muslimin.[2]
Tidak semua orang dapat membaca Al-Qur’an dengan tepat dan benar, padahal membaca Al-Qur’an dengan tepat dan benar itu sendiri merupakan keharusan bagi kaum muslimin wal muslimat.[3]
Sebagai akibat dari kurangnya informasi yang memadai tentang bacaan al-quran, bagi kebanyakan orang dianggap hanya mempelajari makhraj dan sifat huruf, hukum nun atau mim mati, dan tanwin, dan mad saja. Lalu mereka membaca al-quran apa adanya sebagaimana yang terdapat dalam tulisan mushaf atau rasm, padahal banyak kalimat yang cara bacanya tidak sama persis dengan tulisannya.




B.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja aturan-aturan dalam Saktah?
2.    Apa yang dimaksud dengan Saktah?
3.    Bagaimana cara membaca Saktah?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui aturan Saktah.
2.    Untuk mengetahui pengertian Saktah.
3.    Untuk mengetahui cara membaca Saktah.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Aturan Saktah
B.  Pengertian Saktah
Menurut bahasa saktah berarti diam. Adapun yang dimaksud menurut istilah, adalah menghentikan bacaan (Alquran) sejenak tanpa mengambil napas.[4]
Menurut istilah dalam ilmu tajwid saktah artinya menghentikan suara bacaan sejenak, sedangkan nafas tidak terputus, masih dalam  kaitan membaca kalimat (kata). Jadi, belum waqaf.[5]

C.    Cara membaca saktah
Di dalam Al-quran ada 4 bacaan saktah, yaitu:
1.      Surat al-Kahfi: ayat 1-2
2.      Surat Yasin: ayat 52
3.      Surat al-Qiyamah: ayat 27 dan
4.      Surat al-Muthaffifin: ayat 14

Surah al kahfi ayat 1, yaitu pada lafazh : يجعل له عوجاسكتة  قيما ليندز 
 ( YAJ'ALLAHUU 'IWAJAA  berhenti sejenak  QOYYIMAALLIYUNDZIRO.. )
cara membacanya : yaitu dengan menghilangkan tanwin dan digantinya dengan fathah pada lafazh 'IWAJAN sehingga menjadi madd 'iwad, panjang dua harkat. yaitu menjadi  'IWAJAA  berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : untuk memisahkan dua lafazh, yang apabila membacanya di washol/disambung dengan tidak memakai saktah, maka akan disangka bahwa lafazh QOYYIMAN menjadi sifat dari lafazh  'IWAJAN, yang tentu ma'nanya sangat bertolak belakang, 'IWAJAN artinya kebengkokan sedangkan QOYYIMAN artinya lurus, oleh karena itu ketika lafazh 'IWAJAN membacanya hendak di washol dengan lafazh QOYYIMAN maka diwajibkan memakai Saktah.

2.Suroh YAASIIN ayat 52, yaitu pada lafazh : 
من مرقدناسكتة هذا ما 
( MIMMARQODINAA berhenti sejenak HAADZAA  MAA )
cara membacanya : yaitu dengan memanjangkan ujung lafazh MARQODINAA ukuran dua harkat karena hukum madd ashli, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanfa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : untuk memisahkan perkataan orang kafir dengan perkataan orang mukmin, perkataan orang kafir selesai pada lafazh MARQODINAA sedangkan lafazh sesudahnya ( HAADZAA  MAA..) merupakan perkataan orang mukmin. apabila kedua lafazh tersebut di sambungkan tanfa memakai saktah maka akan terjadi kekeliruan dalam ma'nanya.

3.Suroh AL-QIYAMAH ayat 27, yaitu pada lafazh : 

وقيل منسكتة راق ( WA QIILA MAN berhenti sejenak ROOQ )
cara membacanya : yaitu dengan meng izharkan huruf nun mati pada lafazh MAN, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanfa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan bahwa lafazh MAN dan ROOQ bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah, dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom bilaghunnah, dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah. yaitu menjadi lafazh :
مراق (MARROOQ )dengan mengikuti wazan  فعال ( FA''AALUN ) tasydid pada huruf 'ain

4.Suroh AL-MUTHOFFIFIIN ayat 14, yaitu pada lafazh :

كلا بلسكتة ران ( KALLAA BAL berhenti sejenak ROONA )
cara membacanya : yaitu dengan mengizharkan huruf lam pada lafazh BAL, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.
faidah saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan bahwa lafazh BAL dan ROONA bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah, dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom mutaqooribain shogiir, dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah, yaitu menjadi lafazh : 
بران ( BARROONA ) dengan mengikuti wazan فعال ( FA''AALUN ) tasydiid pada huruf 'ain.



[1] Nasruddin Baidan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, Jakarta: Pustaka Amani, 2002, hlm 18.
[2] Loc.cit
[3] http://mdtpaljihad.blogspot.in/2016/01/saktah-dalam-al-quran
[4] Al-Hafidz W Ahsin, Kamus Ilmu Al-quran, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008, hlm 262.
[5] Chaer Abdul, Al-quran Ilmu Tajwid, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, hlm 103.
adsense 336x280

1 Response to "MAKALAH ATURAN SAKTAH, PENGERTIAN DAN CARA MEMBACA"